Bulan September 2021 sebuah buletin telah disusun dan siap dibagikan kepada siapa saja yang berminat membacanya tanpa dipungut biaya. Buletin ini berisi kumpulan kisah perjalanan hidup bersama Tuhan dari beberapa penulis yang tinggal di Indonesia, Amerika Serikat, dan Australia selama masa pandemi Covid-19. Bila ada yang berminat, mohon menghubungi langsung kepada para penulis yang tertera di sampul depan. Penulis buku Antusiasme, Fida Abbott, turut diundang menulis beberapa kisahnya. Bagi siapa saja yang berminat dapat menghubunginya secara langsung, baik melalui akun Facebook-nya atau menulis komentar di bawah tulisan ini, atau dapat langsung mengisi "Contact Form" di Abbottsbooks.com.
Lalu, siapakah pencetus ide dan penyusunnya? Mari kita simak sebuah interview singkat tertera di bawah ini dengan Yunita Phillips, sang pencetus ide dan penyusunnya:
P: Motivasi apa yang mendorong tercetusnya ide manyusun buku elektronik ini?
Y: Ada beberapa motivasi yang mendorong saya menciptakan buletin ini. Pertama, saat menjalani pandemi yang sudah satu setengah tahun ini, (terutama di awal-awalnya) saya sering merasa sedih, dihantui ketakutan akan kuasa kematian, dan depresi menerima kabar-kabar dukacita dan membaca berita tentang penderitaan-penderitaan yang dialami orang di seluruh dunia. Ditambah lagi saya sedang tidak ada proyek terjemahan, jadi perhatian sering tertindas oleh hal yang sedih-sedih. Lalu saya terpikir harus melakukan sesuatu yang positif supaya tidak tenggelam dalam kesedihan. Jadi saya berpikir untuk membuat kumpulan kesaksian pengalaman bersama Tuhan. Saya punya banyak pengalaman bersama Tuhan, entah tentang jawaban doa atau hal lainnya. Dengan mengingat pertolongan Tuhan di masa lalu, tentu hal itu akan menghibur hati yang susah, dan mengingatkan kita akan janji Tuhan bahwa Dia menyertai anak-anak-Nya dalam situasi suka maupun duka, bahkan dalam saat pandemi yang luar biasa ini. Saya juga terpikir pasti ada banyak orang lain yang juga mempunyai pengalaman rohani bersama Tuhan. Maka saya memulai proyek buletin kesaksian ini. Saya menawarkan kepada kira-kira 50 teman Kristen di Facebook untuk berpartisipasi. Puji Tuhan ada 11 orang yang menulis. Sebenarnya ada sekitar 15 orang yang awalnya mau menulis, tapi sampai deadline habis, mereka tidak mengirim naskahnya. Jadi saya tutup saja. Motivasi kedua, saya sangat percaya bahwa menulis adalah terapi untuk menyembuhkan atau menghibur hati yang susah atau resah. Saya menduga ada banyak orang lain juga yang mengalami situasi seperti saya, jadi saya undang mereka juga untuk menulis. Dengan menuliskan pengalaman mereka bersama Tuhan, mereka juga pasti akan diingatkan kembali penyertaan Tuhan dalam hidup mereka.
P: Mengapa gambar Yesus menjadi sesuatu yang utama di buletin ini?
Y: Saya sengaja mengutamakan gambar Yesus karena kebetulan saya penggemar seni rupa. Saya senang melihat lukisan-lukisannya yang bagus, terutama dari aliran naturalisme atau surealisme dengan menggunakan cat minyak. Saya sadar bahwa kebanyakan orang tidak terlalu memfokuskan perhatian kepada gambar/foto Yesus. Hal itu terbukti, dari 11 orang yang mengirim naskah, hanya empat orang yang mengirim gambar/poster Yesus. Banyak teman yang bilang mereka tidak punya pengalaman dari melihat poster/gambar Yesus. Saya memakluminya karena tidak semua orang suka melihat seni. Tapi saya berpendapat bahwa lukisan Yesus itu pun merupakan kesaksian dari pelukisnya, dan bisa dinikmati keindahannya.
P: Apa rencana berikutnya setelah buletin ini diterbitkan?
Y: Saya terpikir untuk membuat seri-seri berikutnya dengan tema yang berbeda-beda, sebab saya mendapat banyak pesan dari teman-teman lain yang tertarik berpartisipasi, namun mereka “terlewat” di buletin yang pertama ini. Selain itu, atas saran dan dukungan seorang teman yang sudah berkecimpung dalam dunia literatur Kristen di Indonesia, saya berencana untuk menerbitkan buletin yang pertama ini dalam bahasa Inggris, agar dapat dinikmati juga oleh orang-orang yang berbahasa Inggris, baik di Indonesia maupun di belahan dunia yang lain. Saya berharap buletin ini bisa disirkulasikan ke kalangan yang lebih luas dan memberkati banyak orang di penjuru dunia, serta menggerakkan orang untuk menulis kesaksian mereka juga. Terima kasih atas perhatian dan dukungannya Mbak Fida Abbott. Sukses selalu untuk Mbak.
PROFIL: