Resensi Novel Antusiasme
Judul : Antusiasme
Pengarang : Fida R. Abbott
Penerbit : Edisi dalam bahasa Indonesia oleh Yayasan Komunikasi Bina Kasih
Tahun terbit : 2011
Tebal Buku : 450 halaman
Fida R.Abbot adalah seorang perempuan yang lahir di Surabaya dan sekarang tinggal bersama suami dan anaknya yang bungsu di Amerika Serikat. Buku-bukunya yang terbit di Amerika, antara lain: Faboluos Leftover Turkey; Tumpeng, An Authentic Indonesian Food; What Prayes Does Mommy Teach Me?; Dancing In My World.
Pada awal novel ini menceritakan bagaimana kehidupan sehari-hari sang penulis, baik itu di rumah tangga, pekerjaan paruh waktu di swalayan Walmart dan juga keaktifannya menggunakan fasilitas internet dalam rumah yang digunakannya untuk mengelola blog dan juga email untuk bisa berhubungan dengan orang-orang yang kelak bisa membantunya membuat sebuah novel yang menjadi impiannya.
Penulis sangat beruntung mempunyai suami yang mendukung kegiatannya untuk menjadi seorang penulis yang ditunjukkannya dengan membelikan sebuah notebook yang kemudian hari akan sangat membantu sang penulis dalam mewujudkan cita-citanya. Selain itu penulis memanfaatkan sarana internet yang ada dalam rumahnya untuk bisa belajar terutama dalam penulisan sebuah novel. Memanfaatkan waktu libur terutama di malam hari digunakan oleh penulis agar tidak mengganggu aktifitasnya sebagai seorang pekerja paruh waktu dan terutama sebagai seorang ibu bagi Wanda, Coconut Head Girl, putri kesayangan bagi penulis dan sang suami. Ada catatan tersendiri mengenai Wanda yang saat itu berusia lima tahun, dimana kemandiriannya dalam usianya yang masih belita, sedikit banyak membantu sang penulis dalam usaha mengejar impian untuk bisa membuat sebuah novel.
Dalam novel ini juga terdapat catatan bagaimana untuk bisa meraih impian. Sebagai seorang perempuan Indonesia yang tinggal di Amerika, tentu saja masalah yang paling mendasar adalah kemampuan untuk bisa menulis dalam bahasa Inggris. Walaupun dalam conversation Fida sudah biasa berkata-kata dengan menggunakan bahasa Inggris, namun sangatlah sulit menggunakannya dalam kalimat, terlebih dalam membuat sebuah buku. Dalam novel ini penulis tidak menutupi kekurangannya dalam memahami bahasa Inggris dengan menjalin hubungan dengan Flowing Pencil yang banyak membantunya memberikan review mengenai kosa kata dalam bahasa Inggris.juga Eillen. Bagi penulis, menjaga hubungan dengan relasi walau hanya sebatas email adalah sangat penting untuk bisa menyelesaikan tulisannya. Selain itu social networking seperti Amazon, juga dipandang penting bagi Fida selain membangun pertemanan dan hubungan yang bisa mendukung pemasaran bukunya. Ada catatan khusus mengenai Maria, sebagai teman koresponden dengan penulis, di tengah sakitnya, tetap bisa mengembangkan talentanya untuk tetap bisa menulis.
Yang menjadikan kelebihan novel dibandingkan dengan novel yang sejenis adalah penulis menggunakan alur yang mengalir, yaitu keinginan untuk menulis diceritakan dengan mengajak pembaca untuk menyusuri bagaimana awalnya dari suatu niat sampai terciptanya novel bukanlah hal yang mudah, bahkan melelahkan. Dengan keluarga sebagai background penulisan, kadang muncul masalah yang justru didapatkannya dari suami sendiri. Dari permintaan sang suami agar Fida berhenti bekerja sampai tuduhan yang menganggap bahwa penulis lebih mementingkan dunia menulis dari pada mengurus sang buah hati. Suara yang tinggi untuk bisa mempertahankan pendapat masing-masing, pintu yang dibanting sampai air mata yang keluar, seakan memberitahukan kepada pembaca bahwa memang membutuhkan suatu pengorbanan untuk bisa meraih yang kita impikan.
Sebagai nilai tambahan penulis mau belajar untuk bisa mengembangkan inspirasinya, bahkan itu bisa didapatkan dari novel yang bercerita mengenai dunia vampire. Selain itu juga untuk bisa menjadi seorang penulis yang baik, harus mau menerima kritik walau kadang itu menyebalkan, dan juga sebuah pujian kecil mempunyai peranan yang penting untuk bisa menumbuhkan semangat dan kepercayaan diri dalam mengembangkan kemampuan menulis. Yang menjadi suatu nilai tambah dalam novel ini, bagaimana penulis menganggap penting gereja sebagai pemenuhan kebutuhan rohani. Ini merupakan suatu hal yang sangat positif dalam novel ini, mengingat bagaimana keadaan Amerika yang bersifat bebas dan cenderung tidak terlalu tertarik kepada gereja terutama di kalangan kaum muda.
Di samping kelebihan yang telah dikemukakan di atas, ada juga kekurangan dalam novel yang mungkin perlu untuk diperhatikan. Mengenai latar belakang tempat yang digunakan penulis yaitu keluarga yang bisa memberikan dukungan untuk bisa menyelesaikan tulisannya. Tidak semua keluarga terutama di Indonesia bisa mendukung seseorang bisa menjadi penulis. Faktor ekonomi terkadang menjadi ganjalan untuk bisa mempunyai waktu luang menulis. Bekerja dari pagi hari dan pulang sore hari, seakan itu sudah menjadi suatu halangan yang sangat besar, karena kelelahan faktor fisik yang tentu mempengaruhi otak untuk bisa mendapatkan inspirasi. Selain itu juga latar belakang penulis yang berada di Amerika dengan segala kemudahan seperti internet yang mampu mendukung seseorang menjadi penulis. Selain Philipina, biaya untuk memakai internet bukan hal yang murah bila dibandingkan dengan pendapatan pekerja terutama di Indonesia.
Selain itu alur yang digunakan penulis dalam novel agak terkesan mendatar, dalam arti percakapan tokoh yang ada di dalam novel bersikap percakapan pada umumnya, namun hal ini wajar karena sang penulis lebih menekankan bagaimana perjuangannya untuk bisa membuat sebuah novel.
Secara keseluruhan novel ini layak untuk dibaca, karena memberikan inspirasi kepada pembaca untuk bisa meraih apa yang menjadi impiannya selama ini termasuk para ibu rumah tangga, asalkan ada kemauan dan berani untuk berkorban, maka apa yang menjadi keinginan pasti bisa menjadi kenyataan. Contoh nyata bagaimana untuk bisa meraih impian dalam hidup bisa ditemukan dalam novel ini.
Ada suatu pesan dari Fida yang dicantumkan dalam novelnya ini, suatu pesan yang sederhana dan bisa memberikan inspirasi kepada kita semua:
Aku bukanlah pemimpi besar. Aku hanya orang biasa yang tahu cara mengembangkan talenta pribadi sebaik mungkin untuk meraih apa yang kuinginkan. Seandainya ada rintangan yang menghalangi, aku yakin itulah warna-warni kehidupan yang terjadi seturut kehendakNya. Semuanya merupakan berkat dan bimbingan yang menemani setiap langkah menuju jenjang yang lebih baik bagi masa depanku. (*)
(Dikirim hari Senin, 21-Mei-2012 melalui email)
Setiap peserta LFMR 2012 akan mendapatkan sebuah e-book The Art of Loving Yourself (The Guide for the Best Time of Your Life) dipersembahkan oleh Viviana Widjaja, pemilik Resources for Moms and Kids, seorang entrepreneur, dan international coach. E-book dikirim setelah pengumuman para pemenang.
Setiap peserta LFMR 2012 akan mendapatkan sebuah e-book The Art of Loving Yourself (The Guide for the Best Time of Your Life) dipersembahkan oleh Viviana Widjaja, pemilik Resources for Moms and Kids, seorang entrepreneur, dan international coach. E-book dikirim setelah pengumuman para pemenang.
kita bisa mewujudkan impian kita, itu yang didapatkan setelah membaca buku Antusiasme
BalasHapus