Resensi Novel "Antusiasme"
Judul Buku : Antusiasme
Penulis : Fida R. Abbott
Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih
Terbit : 2011
Tebal : 450 Halaman
Harga : Rp 69.000,-
Sebuah novel yang mengisahkan seorang hamba Tuhan yang ditakdirkan berjodoh dengan seorang warga negara Amerika Serikat. Fida R Abbott wanita Indonesia kelahiran Surabaya ini, mampu menerbitkan 2 e-book & 1 buku resep masakan, berdasarkan pengalamannya sebagai ibu rumahtangga dalam menyiapkan menu masakan untuk keluarga, yang ia modifikasi makanan asli Amerika dengan Indonesia yang mendapatkan apresiasi positif dari pembaca yang lahir dan besar di Amerika. Diterbitkan secara mandiri sebelum akhirnya mempunyai ide membuat novel. Juga karena berbekal pengalamannya sebagi blogger & mengasuh sebuah harian berita online "Kabar Indonesia" sebagai Direktur Pelatihan Menulis Online. Maka jiwa seorang penulis terasah terus menerus.
Cerita diawali dengan perayaan ulang tahun, merupakan tradisi dan kebiasaan baru bagi sang penulis acara tiup lilin, makan bersama, serta tak ketinggalan buka kado walaupun hanya dengan keluarga inti, termasuk anak-anak suami dari perkawinnanya terhulu, merupakan kebahagiaan tersendiri mengingat dia seorang diri di Amerika. Pada saat itulah sang suami tercinta menghadiahkan sebuah note-book, sebagai bentuk perhatian & dukungan moral bagi sang istri, yang mempunyai kesenangan menulis. Walaupun di rumah sudah ada komputer, dan bukan sesuatu yang sia-sia, karena dengan itu sang penulis mempunyai mimpi yang lebih. Kado atau lebih tepatnya prestasi untuk ulang tahunya yang ke 39 ini adalah terbitnya buku masakan. Maka menulis novel adalah melanjutkan hobby lama sekaligus mewujudkan mimpi & cita-cita karir menulisnya, serta bila diterbitkan akan menjadi hadiah termanis untuk dirinya sendiri saat tahun depani berulang tahun yang ke 40.
Sungguh sebuah mimpi & target pribadi yang tidak mudah, banyak kendala seperti bahasa, karena inggris bukanlah bahasa ibu. Namun bisa diakali dengan menuliskannya terlebih dahulu menggunakan bahasa Indonesia, selanjutnya diterjemahkan ke bahasa Inggris, ide yang sangat pintar. Serta diposkan ke blog pribadi miliknya dan di review oleh sesama blogger yang berbahasa Inggris sejak kecil. Dan kendala utamanya adalah waktu. Karena bagi seseorang yang berstatus istri dan ibu dari putri cantik yang berusia 5 tahun, masih membutuhkan perhatian penuh dan sebagai anak masih perlu banyak bantuan. Ditambah statusnya sebagai karyawan , walaupun paruh waktu, namun itu semua butuh pembagian waktu yang tepat serta butuh kedisiplinan diri.
Bab demi bab dari novel ini, menceritakan secara detil betapa tidak mudah menjalaninya. Namun kedisiplinan dan ketekunan yang membuat sepertinya mudah. Diantara tugas-tugas rutin hariannya, sang penulis menyisihkan waktu untuk terus bekerja keras agar terwujud impianya menulis novel. Pada puncak kejenuhan sebagai seorang penulis, ia selingi dengan berkebun, selain itu juga menemani bermain serta bercanda dengan si buah hati tercinta, yang merupakan tugas utamaya. Tak lupa juga ia mengadu & memohon kekuatan kepada Yang Maha Kuasa, sebagai hamba Tuhan yang taat, kemana lagi selain kepada-Nya.
Proses mewujudkan mimpi menulis novel terus berlanjut, bab demi bab hingga tercipta bab ke empat, walau penuh perjuangan & tanpa kenal lelah maupun menyerah. Ada kutipan yang sangat berharga dari novel ini yang di bagi oleh sang penulis dari renungan harian yang ia baca, pada halaman 375 bab ke 20, yaitu "Bila kita melakukan pekerjaan-pekerjaan kita dengan segenap hati, maka kepuasannya akan melebihi gaji yang kita terima". Itu berkaitan dengan dirinya sebagai sukarelawan di kabar Indonesia, walaupun tanpa digaji namun melaksanakan tugas sebaik mungkin.
Diantara cerita yang mengalir, menggambarkan kehidupan yang sempurna dan bahagia, namun ada kalanya terjadi perselisihan suami istri. Pada saat puncak ketegangan dengan suaminya, karena jadwal kerja paruh waktu, yang berakibat kurang bisa menemani sang buah hati. Namun karena kesabaran keduanya antara suami istrilah yang berhasil meredam emosi & tidak berlarut-larut. Serta dengan kedewasaan berpikir, maka terhindar dari konflik besar. Juga saat terakhir mau diterbitkannya novel, karena biaya yang cukup besar, maka suami kurang merespon positif, maka sebagai seorang istri pastilah menangis. Namun hal ini tak menyurutkan semangatnya. Karena perjuangan hidup sewaktu gadis di Surabaya dan proses pembuatan novel yang tidak mudah, memberikan dorongan yang sangat kuat untuk melawan perasaan sentimental. Di hatinya terucap "Menangis tak akan membantu menyelesaikan situasi yang sedang kuhadapi, Aku harus melakukan sesuatu, mendorong suamiku untuk mendukungku". Sungguh sebuah kalimat yang jarang seorang istri mengucapkannya.
Di bab akhir bab 23, pada saat akan menerbitkan secara mandiri novelnya, penulis membuktikan ketangguhannya sebagai wanita tidak harus bergantung sepenuhnya kepada sang suami. Dari hasil jerih payahnya sendiri yang ia sisihkan, berhasil membiayai penerbitan novelnya yang tidak murah hingga seribu enam ratus dua puluh sembilan dollar AS. Walau di cicil dengan kartu kredit atas nama suami karena ia belum memiliki, yang ia bayar di depan, namun itu sudah merupakan bentuk dukungan yang sangat berharga dan teramat sangat ia inginkan.
Yang membuat saya membaca ulang novel ini adalah pesan moral dibalik cerita ini bahwa siapapun dimanapun dan bagaimanapun situasi dan kondisi seseorang, tetap akan dapat mewujudkan mimpinya asal mendisiplinkan diri, berkomitmen pada target yang telah dibuat sendiri, serta pribadi yang pantang menyerah. Sangat menginspirasi saya dan sebagian besar orang yang ingin menggali potensi diri di bidang tulis menulis.(*)
(Dikirim pada hari Sabtu, 15-Juni-2012 melalui facebook)
Setiap peserta LFMR 2012 akan mendapatkan sebuah e-book The Art of Loving Yourself (The Guide for the Best Time of Your Life) dipersembahkan oleh Viviana Widjaja, pemilik Resources for Moms and Kids, seorang entrepreneur, dan international coach. E-book dikirim setelah pengumuman para pemenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar